Senin, 17 Maret 2014

Tafsir Ayat-Ayat tentang pendidikan


A. Surat Adz-Dzariyyat;51 ayat 56
1. Bunyi Surat
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Artinya: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku, (Qs. Ad-Dzariyat: 56).
2.  Arti kata/ Mufrodat

Lafadh/ kalimat
Arti/ terjemahan
خلقت
Telah menciptakan
الجن
Jin
الإنس
Manusia
ليعبدون
Untuk menyembah

3.    Asbabun Nuzul
Ketika para malaikat mengetahui bahwa Allah SWT akan menciptakan khalifah di muka bumi. Allah SWT menyampaikan perintah-Nya kepada mereka secara terperinci. Allah memberitahukan bahwa Allah SWT akan menciptakan manusia dari tanah. Maka ketika Allah menyempurnakannya dan meniupkan roh di dalamnya, para malaikat harus bersujud kepadanya. Yang harus dipahami bahwa sujud tersebut adalah sujud penghormatan, bukan sujud ibadah, karena sujud ibadah hanya diperuntukkan kepada Allah SWT.

4.  Tafsir
Maksud ayat tersebut adalah Allah menciptakan manusia dengan tujuan untuk menyuruh mereka beribadah kepada-Nya, bukan karena Allah butuh kepada mereka. Ayat tersebut dengan gamblang telah menjelaskan bahwa Allah SWT dengan menghidupkan manusia di dunia ini agar mengabdi / beribadah kepada-Nya.
Ibadah terdiri dari ibadah murni (mahdhah) dan ibadah tidak murni (ghairu mahdhah). Ibadah mahdhah adalah ibadah yang telah ditentukan oleh Allah, bentuk, kadar, atau waktunya, seperti shalat, zakat, puasa dan haji. Ibadah ghairu mahdhah adalah segala aktivitas lahir dan batin manusia yang dimaksudkannya untuk mendekatkan diri kepada Allah. Segala aktivitas pendidikan, belajar-mengajar dan sebagainya adalah termasuk dalam kategori ibadah.
Berdasarkan ayat tersebut, dengan mudah manusia bisa mendapat pencerahan bahwa eksistensi manusia di dunia adalah untuk melaksanakan ibadah / menyembah kepada Allah Swt dan tentu saja semua yang berlaku bagi manusia selama ini bukan sesuatu yang tidak ada artinya. Sekecil apapun perbuatan itu. Kehadiran manusia ke bumi melalui proses kelahiran, sedangkan kematian sebagai pertanda habisnya kesempatan hidup di dunia dan selanjutnya kembali menghadap Allah untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya semasa hidup di dunia.
              Ayat ini pula dengan sangat jelas mengabarkan kepada kita bahwa tujuan penciptaan jin dan manusia tidak lain hanyalah untuk “mengabdi” kepada Allah SWT. Dalam gerak langkah dan hidup manusia haruslah senantiasa diniatkan untuk mengabdi kepada Allah.
Tujuan pendidikan yang utama dalam Islam menurut Al-Qur’an adalah agar terbentuk insan-insan yang sadar akan tugas utamanya di dunia ini sesuai dengan asal mula penciptaannya, yaitu sebagai abid. Sehingga dalam melaksanakan proses pendidikan, baik dari sisi pendidik atau anak didik, harus di dasari sebagai pengabdian kepada Allah SWT semata.
Mengabdi dalam terminologi Islam sering diartikan dengan beribadah. Ibadah bukan sekedar ketaatan dan ketundukan, tetapi ia adalah satu bentuk ketundukan dan ketaatan yang mencapai puncaknya akibat adanya rasa keagungan dalam jiwa seseorang terhadap siapa yang kepadanya ia mengabdi. Ibadah juga merupakan dampak keyakinan bahwa pengabdian itu tertuju kepada yang memiliki kekuasaan yang tidak terjangkau dan tidak terbatas.
Mengabdi disini dianalogikan sebagai ibadah kepada Allah SWT. Ibadah berasal dari bahasa Arab (kamus idris marbawi ‘abada yang bararti menghambakan diri, menurut perintah atau merendahkan diri). Oleh karena itu manusia diciptakan  Allah agar ia beribadah atau mengabdi kepada-Nya. Untuk beribadah dengan baik dan benar, maka manusia harus memiliki ilmu sebagai landasan yang kuat dalam menjalankan ibadah.
Adapun pengertian dari ibadah itu adalah memperhambakan diri dengan penuh keinsyafan dan kerendahan. Dan dipatri lagi dengan cinta, disertai oleh raja yaitu pengaharapan akan kasih sayang-Nya, cinta kasih yang tidak terbagi kepada yang lainnya.
B. Surat Hud;11 ayat  61
1. Bunyi Surat
* 4n<Î)ur yŠqßJrO öNèd%s{r& $[sÎ=»|¹ 4 tA$s% ÉQöqs)»tƒ (#rßç6ôã$# ©!$# $tB /ä3s9 ô`ÏiB >m»s9Î) ¼çnçŽöxî ( uqèd Nä.r't±Rr& z`ÏiB ÇÚöF{$# óOä.tyJ÷ètGó$#ur $pkŽÏù çnrãÏÿøótFó$$sù ¢OèO (#þqç/qè? Ïmøs9Î) 4 ¨bÎ) În1u Ò=ƒÌs% Ò=ÅgC ÇÏÊÈ  
dan kepada Tsamud (kami utus) saudara mereka shaleh. Shaleh berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku Amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya).
2.  Arti kata/ Mufrodat

Lafadh/ kalimat
Arti/ terjemahan
ŠqßJrO
Bangsa tsamud


$[sÎ=»|¹
Nabi Shaleh
©!$# #rßç6ôã$#
Sembahlah Allah
Nä.r't±Rr&
Telah menciptakan kalian


z ÇÚöF{$#`ÏiB
Dari tanah
Oä.tyJ÷ètGó$#ur
Dan para pemakmur
#þqç/qè?
 Bertaubatlah



3.    Asbabun Nuzul
                Allah menerangkan kisah nabi Saleh as yang menyeru kepada kaunya agar beriman kepada Allah dengan mengemukakan bukti berupa seekor unta yang khusus dan tidak boleh diganggu dan dibunuh. Tapi kaumnya Tsamud menolak seruan itu, bahkan mereka menentang nabi Shaleh as. Mereka membunuh unta istimewa itu. Maka Allah SWT menimpakan kepada mereka siksaan dan malapetaka berupa suara keras yang bergemuruh dan mengguntur yang mengakibatkan gempa bumi yang hebat. Sehingga mereka hancur lebur semuanya kecuali nabi Saleh as dengan orang-orang yang beriman.  


4.Tafsir
            Pada ayat ini Allah SWT menjelaskan bahwa Allah telah mengutus seorang utusan kepada kaum Tsamud namanya Shaleh. Ia menyeru kepda mereka agar supaya hanya menyembah kepda Allah SWT dan meninggalkan sembahan-sembahan yang telah membawa mereka kepada jalan yang salah dan menyesatkan. Allahlah yang telah menciptakan mereka dari tanah. Dari tanah itulah diciptakanNya nabi Adam as dan dari tanah itulah asal semua manusia.  Setelah manusia berkembangbiak di atas bumi mereka diserahi Allah tugas untuk memakmurkannya, sebagai anugerah dan karunia dari padaNya. Dengan karunia itu kaum Tsamud telah hidup senang bahkan mereka telah dapat pula membuat rumah tempat berlindung.
            Demikian besarnya karunia dan nikmat Allah yang diberikan kepada mereka, maka wajiblah mereka mensyukuri nikmat itu dengan mengagungkan dan memuliakan Allah SWT,  tidak menyembah selain kepada Allah semata dan seharusnyalah mereka bertaubat kepada-Nya karena keterlanjuran mereka berbuat kesesatan menyembah selain kepada Allah SWT. Bila mereka menyadari hal ini dan dengan sungguh-sungguh bertaubat kepada-Nya tentulah Allah yang maha pemurah lagi maha menerima taubat  mengampuni mereka dan memasukkan mereka ke dalam golongan orang-orang yang shaleh. Inilah yang diserukan dan dianjurkan oleh nabi Shaleh as kepada kaumnya.
Jika ayat diatas kita kaitkan dengan nilai-nilai pendidikan, maka akan mengandung beberapa hal, yaitu :
      1.       Wahyu yang dibawa oleh Jibril (Al-Qur’an), yaitu sebagai pedoman hidup manusia, serta menjadikannya petunjuk dan pelajaran bagi manusia, sehingga manusia bisa menjalankan misinya dengan baik yaitu mengemban amanat Allah SWT sebagai kholifah dimuka bumi. Artinya, manusia yang dijadikan khalifah itu bertugas memakmurkan atau membangun bumi ini sesuai dengan konsep yang ditetapkan oleh yang menugaskan (Allah) yang telah tertuang dalam Al-Qur’an.
      2.       Dengan jiwa yang kuat serta akal yang sehat, manusia akan bisa menjalankan fungsinya dengan baik, baik secara fertikal maupun horisontal. Dengan mempunyai jiwa dan akal yang cerdas maka akan bisa menghasilkan ilmu, kesucian dan etika, sedangkan dengan kondisi yang kuat, akan menghasilkan jasmani yang terampil. Dengan menggabungkan ketiga unsur tersebut, terciptalah makhluk dwidimensi dalam satu keseimbangan, dunia dan akherat, ilmu dan iman.
      3.       Pelajaran untuk tidak bersifat lemah, bodoh, serta selalu mengkaji ilmu, baik yang berhubungan dengan agama maupun yang berhubungan dengan dunia.
      4.       Tidaklah ada batasan ilmu yang dipelajarinya, untuk mencapai keseimbangan yang tersebut diatas.
      5.       Dalam penyajian materi pendidikan, peran akal sangatlah penting untuk bisa memahami Al-Qur’an, sehingga manusia merasa berperan dalam menemukan hakikat materi yang disajikan itu sehingga merasa memiliki dan bertanggung jawab untuk membelanya.
      6.       Dalam mengajar disarankan untuk saling berhadap-hadapan, karena dengan ini akan mempermudah bagi si murid untuk menerima ilmu.  

C. Surat Hajj;22 ayat  41
1. Bunyi Surat
tûïÏ%©!$# bÎ) öNßg»¨Y©3¨B Îû ÇÚöF{$# (#qãB$s%r& no4qn=¢Á9$# (#âqs?#uäur no4qŸ2¨9$# (#rãtBr&ur Å$rã÷èyJø9$$Î/ (#öqygtRur Ç`tã ̍s3ZßJø9$# 3 ¬!ur èpt6É)»tã ÍqãBW{$# ÇÍÊÈ  
 (yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.



2.  Arti kata/ Mufrodat

Lafadh/ kalimat
Arti/ terjemahan
tûïÏ%©!$# bÎ) öNßg»¨Y©3¨B
Orang-orang yang jika kami beri mereka kedudukan


no4qn=¢Á9$#
Shalat
no4qŸ2¨9$#
Zakat
Å$rã÷èyJø9$$Î/
Kepada yang makruf
Ç`tã ̍s3ZßJø9$#
Dari yang mungkar



3.    Asbabun Nuzul
                Sejak Nabi Muhammad menyampaikan risalahnya dan melakukan dakwahnya kepada orang orang Qurays, maka sejak itu pula sikap mereka berubah kepada nabi dan para sahabat. Orang-orang musyrik mekah telah melakukan tindakan yang tidak berprikemanusiaan terhadap kaum muslimin. Mereka disiksa, dianiaya dan disakiti karena mereka telah berkeyakinan bahwa tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah SWT.

4.  Tafsir
Ayat ini menerangkan tentang keadaan orang-orang yang diberikan kemenangan dan Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi yakni Kami berikan mereka kekuasaan mengelola satu wilayah dalam keadaan mereka yang merdeka niscaya mereka melaksanakan shalat secara sempurna rukun, syarat, dan sunnah-sunnahnya dan mereka juga menunaikan zakat sesuai kadarnya. Serta mereka menyuruh anggota masyarakatnya agar berbuat yang ma’ruf serta mencegah dari yang munkar.Ayat di atas mencerminkan sekelumit dari ciri-ciri masyarakat yang diidamkan Islam, kapan dan di manapun, dan yang telah terbukti dalam sejarah melalui masyarakat Nabi Muhammad SAW dan para sahabat beliau.
Ayat ini mengemukakan tentang tujuan pendidikan yang membentuk masyarakat yang diidam-idamkan, yaitu mempunyai pemimpin dan anggota-anggota yang bertakwa, melaksanakan shalat, menunaikan zakat, menegakkan nilai-nilai ma’ruf (perkembangan positif) dalam masyarakat dan mencegah perbuatan yang munkar.
Kemudian Allah SWT menerangkan sifat-sifat orang yang diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar itu. Mereka ialah para sahabat beserta Nabi Muhammad saw, yang kepada mereka Allah telah menjanjikan kemenangan. Jika kemenangan telah mereka peroleh, mereka tidak seperti orang-orang musyrik.
Mereka tetap mendirikan salat pada setiap waktu yang telah ditentukan sesuai dengan yang diperintahkan Allah. Mereka benar-benar telah yakin, bahwa salat itu tiang agama, merupakan tali penghubung yang langsung antara Allah dengan hamba-Nya, menyucikan jiwa dan raga, mencegah manusia dari perbuatan keji dan perbuatan mungkar serta merupakan perwujudan takwa yang sebenarnya. 
1.      Mereka menunaikan zakat Mereka meyakini bahwa di dalam harta si kaya terdapat hak orang-orang fakir dan miskin. Karena itu mereka dalam menunaikan zakat itu bukanlah karena mereka mengasihi orang-orang fakir dan miskin, tetapi semata-mata untuk menyerahkan hak orang fakir dan miskin itu kepada mereka Jika mereka diangkat sebagai penguasa, mereka berusaha agar hak orang-orang fakir dan miskin itu benar-benar sampai kepada mereka. 
2.      Menyuruh manusia berbuat makruf dan mencegah perbuatan mungkar. Mereka mendorong manusia mengerjakan amal saleh, memimpin manusia malalui jalan lurus yang dibentangkan Allah. Mereka sangat benci kepada orang-orang yang biasa mengerjakan larangan-larangan Allah. 
Amat benarlah janji Allah. Mereka memperoleh kemenangan yang telah dijanjikan itu. Mereka ditetapkan Allah sebagai pengurus urusan duniawi dan pemimpin umat beragama dengan baik. Dalam waktu yang singkat kaum Muslimin telah dapat menguasai daerah-daerah di luar Jaziratul Arab.
KESIMPULAN

Dari ayat –ayat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan adalah :
1. Membentuk pribadi muslim yang sadar akan tujuan asal mula penciptaannya, yaitu sebagai abid (hamba). Sehingga dalam melaksanakan proses pendidikan, baik dari sisi pendidik atau anak didik, harus didasari sebagai pengabdian kepada Allah SWT semata, selain itu dalam setiap gerak langkahnya selalu bertujuan memperoleh ridho dari Yang Maha Kuasa.
2. Membentuk kader-kader khalifah fil ardl yang mempunyai sifat-sifat terpuji seperti amanah, jujur, kuat jasmani dan mempunyai pengetahuan yang luas dalam berbagai bidang. Diharapkan akan terbentuk muslim yang mampu mengemban tugas sebagai pembawa kemakmuran di bumi dan “Rahmatan Lil Alamin“.
3. Membentuk manusia yang sehat jasmani dan rohani serta moral yang tinggi, untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akherat, baik sebagai makhluk individu maupun sebagai anggota masyarakat.
4.  Sebagai khalifah dimuka bumi yang bertugas memakmurkan atau membangun bumi ini dengan ilmu, akal dan kekuatan yang dimiliknya sesuai dengan konsep yang ditetapkan oleh yang menugaskan (Allah) yang telah tertuang dalam Al-Qur’an.
5. Membentuk masyarakat yang diidam-idamkan, yaitu mempunyai pemimpin       dan anggota-anggota yang bertakwa, melaksanakan shalat, menunaikan zakat, menegakkan nilai-nilai ma’ruf (perkembangan positif) dalam masyarakat dan mencegah perbuatan yang munkar.

DAFTAR PUSTAKA

Ashy-Shidieqi, Teungku Muhammad Hasby, Tafsir al-Qur’anul Majid An-Nur 1, Semarang,  Pustaka Rizki Putra, 2000
Departemen Agama. Al-Qur’an dan Terjemahan, Semarang, Toha Putra, 1989
 Moh. Rifa’i, Ilmu Fiqh Islam Lengkap, Semarang,Karya Toha Putra, 1978
Mudzakkir, Abdul Mujib dan Jusuf. Ilmu Pendidikan Islam.Jakarta, Kencana Prenada Media, 2006
M. Quraisy Shihab, Tafsir al-Mishbah, Jakarta, Lentera Hati, 2002

 Ahmad Mustafa Al Maragi, Tafsir Al-Maragi, Semarang, Toha putra, 1993
 Sayyid Qutb, Tafsir Fi Zhilalil Qur’an  Jilid 11, Jakarta, Gema Insani, 2004
UU RI No. 20 Th. 2003 Tentang SISDIKNAS, Bandung,  CITRA UMBARA, 2003
Zainal Dahlan dkk,  Al Qur’an dan Tafsirnya, Yokyakarta, Dana Bhakti Wakaf UII, 1991

Tidak ada komentar:

Posting Komentar